Tuesday, 10 Sep 2013 | 22:00 WIB
KOMPAS.com Manusia biasa mencium bau diri dan sekitarnya. Mungkin, kita semua juga akan penasaran dengan bau yang akan tercium di antariksa. Riset NASA mengungkap, luar angkasa berbau seperti logam panas, diesel, dan barbeque. Sumber bau mayoritas adalah bintang sekarat yang tersebar di semesta.
Luois Allamandola, pendiri dan direktur Astrophysics and Astrochemistry Lab di Ames Research Center di NASA, seperti dikutip Popular Science, 19 Juli 2013, mengatakan, molekul yang menentukan bau luar angkasa adalah hidrokarbon aromatik, sisa dari banyak reaksi pembakaran di semesta.
Molekul sumber bau tersebut terus berada di luar angkasa, terdapat di komet, meteor, dan debu kosmik. Hidrokarbon tersebut bahkan termasuk dalam materi yang berperan memantik kehidupan di Bumi. Molekul serupa juga ada di batu bara, minyak, hingga makanan.
Pengungkapan bau luar angkasa ini dimulai dari pengalaman astronot di International Space Station (ISS). Bau memang tak bisa dicium di luar angkasa yang hampa. Namun, setelah melakukan misi spacewalk, astronot melaporkan, mereka mencium bau sesuatu yang dibakar atau digoreng pada kostumnya.
Bau yang dicium astronot begitu khas. Beberapa tahun lalu, NASA menghubungi Steven Pearce, seorang pakar pembuat wewangian Omega Ingredients. NASA memintanya menciptakan bau yang sama. Bukan cuma pada luar angkasa, tetapi juga bau Bulan. Terungkap, luar angkasa punya bau dari hidrokarbon aromatik itu.
Allamandola menjelaskan, Tata Surya kita memiliki bau yang tajam karena kaya dengan unsur karbon dan miskin oksigen. Seperti mobil, jika minim atau haus oksigen, maka jelaga hitam akan terlihat dan tercium bau terbakar.
Bintang yang kaya oksigen, sebaliknya, memiliki aroma seperti panggangan arang. Sudut-sudut alam semesta tertentu memiliki bau yang beragam, mulai dari manis seperti gula, hingga telur busuk dan belerang.
0 komentar:
Posting Komentar