Bagan, Kota Seribu Candi di Myanmar


Thursday, 12 Sep 2013 | 11:33 WIB
MENYUSURI jalanan sepanjang jalan di kota Bagan, Myanmar, tidak akan lepas dari pemandangan candicandi tua yang berjejer di pinggiran jalan. Mulai dari yang besar dan megah sampai yang teronggok kecil di pojokan jalan. Berbeda dengan candicandi lainnya di kawasan Asia, candi di Bagan ada 2 warna yaitu berwarna putih dan berwarna merah bata.

Berdasarkan literatur sejarah yang ada, kota Bagan mulai dibangun pada sebelum abad ke-10 Masehi yaitu pada masa kekuasaan kerajaan Pagan. Kerajaan ini adalah asal mula bangsa Burma, suku bangsa terbesar di Myanmar.

Candicandi di Bagan dibangun sebagai tempat ibadah dan belajar bagi para pengikut ajaran Budha dari kawasan Asia, termasuk India, selama kurang lebih 5 abad sejak awal didirikan. Seiring sejalannya waktu dari 10.000 candi yang bertebaran di kawasan Bagan saat ini tersisa sekitar 2.200 candi yang masih berdiri.

Candi yang terkenal adalah candi Htilominlo. Candi ini dibangun pada abad ke-13. Bangunannya tampak megah. Di dalam bangunan utama, terdapat patung Budha sebagai tempat ibadah para pengikut ajaran Budha. Di belakangnya terdapat kompleks candi sebagai bagian dari candi Htilominlo.

Di antara ribuan candi, ada satu pagoda terbesar yaitu pagoda Shwe Zi Gon. Perbedaan mencolok pagoda dari candi adalah, pagoda dibangun dari emas. Selain pusat ibadah pengikut ajaran Budha, kawasan Pagoda Shwe Zi Gon merupakan pusat kota Bagan. Turis bisa membeli berbagai suvenir yang dijajakan warga lokal disekitar pagoda sebagai oleholeh khas Myanmar.

Patut diwaspadai, berdasarkan pengalaman saat Kompas.com di kawasan ini, para penjual sedikit memaksa menjual produknya, terutama penjual anakanak. Tapi cukup katakan dengan sopan tidak, terima kasih, para penjual juga pergi.

Saat yang tepat menikmati keindahan pemandangan candicandi Bagan adalah saat matahari terbit dan matahari terbenam. Untuk pemandangan terbaik saat matahari terbit, turis biasanya berkeliling di atas kota Bagan dengan menggunakan balon udara. Biayanya sekitar 250-350 dollar AS atau setara dengan Rp 2,5 juta Rp 3,5 juta. Pemandangan matahari terbenam adalah favorit para turis dengan menikmatinya dari Candi Shwesandaw.

Untuk transportasi lokal keliling kota Bagan, kebanyakan turis menyewa sepeda. Harganya sekitar 1-2 dollar AS atau setara dengan Rp 10.000 - Rp 20.000 per hari. Bisa juga menyewa dokar atau delman kuda. Biasanya untuk turis dipatok harga sekitar 10-15 dollar AS atau sekitar Rp 100.000 Rp 150.000 per hari.

Bagi wisatawan asing, Bagan adalah kota tujuan utama wisata di negara Myanmar. Sama dengan kawasan turistik lainnya, tersedia banyak pilihan hotel dengan berbagai harga dan kelas yang ditawarkan. Restoran berjejer di sepanjang jalan menawarkan menu tradisional khas Myanmar, Asia dan Barat.

Karya seni juga tumbuh pesat sebagai industri penunjang perkembangan pariwisata. Tak heran, standar harga di Bagan juga lebih mahal dibanding kotakota lain di Myanmar seperti Mandalay dan Yangon.

Penulis: Fira Abdurachman
Editor: I Made Asdhiana

 

Penulis : Muhammad Naufal Fakhri ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel Bagan, Kota Seribu Candi di Myanmar ini dipublish oleh Muhammad Naufal Fakhri pada hari Minggu, 15 September 2013. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan Bagan, Kota Seribu Candi di Myanmar
 

0 komentar:

Posting Komentar