JAKARTA, KOMPAS.com - Kompas Gramedia, bekerjasama dengan Klik Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia (Kemenparekraf). mengadakan acara diskusi santai bersama dengan pelaku industri konten di Indonesia dan juga perwakilan pemerintah, Kamis (12/9/2013).
Para peserta memanfaatkan diskusi ini untuk menyuarakan kendala-kendala dan tantangan yang mereka hadapi selama berkarya di Indonesia. Tidak sedikit, para peserta menyuarakan isi hati mereka dengan nada yang sedikit tinggi.
Sebagai contoh, Danny Wirianto, founder jejaring sosial buatan Indonesia MindTalk. Menurutnya, pihak pemerintah Indonesia terkesan sedikit pilih-kasih antara perusahaan asal Indonesia dengan perusahaan asing. Ia mengambil contoh kasus dari Facebook dan Google.
"Selama ini perusahaan-perusahaan asal Indonesia harus selalu membayar pajak dari hasil pendapatan mereka," kata Danny. "Sementara itu, kedua perusahaan asing tersebut hingga saat ini tidak ditarik pajak sedikit pun, padahal mereka banyak melakukan transaksi di Indonesia."
Atas masalah ini, Danny menyarankan pemerintah Indonesia untuk lebih adil dalam membuat peraturan. Peraturan tersebut pun harus ditetapkan ke kedua pihak.
Sementara itu, beberapa peserta acara banyak yang mengeluhkan kurangnya bantuan dari pihak pemerintah, terutama masalah dana. Mereka berkaca dari pemerintah negara lain yang dinilai sangat membantu perusahaan kecil untuk berkembang. Sebagai contoh, Singapura memberikan bantuan dana yang cukup besar agar perusahaan bisa berkembang lebih mudah.
Menanggapi keluhan-keluhan yang diutarakan para peserta acara, Nonot Harsono, anggota BRTI, menyatakan akan menampung dulu semua masalah yang ada. Ia meminta peserta acara diskusi ini untuk membagi masalah tersebut dalam bentuk tulisan.
Nonot juga meminta para peserta acara untuk lebih banyak berkomunikasi dengan pihak pemerintah untuk secepatnya menyelesaikan masalah yang ada.
Penulis: Deliusno
Editor: Reza Wahyudi
0 komentar:
Posting Komentar