Monday, 09 Sep 2013 | 19:06 WIB
KOMPAS.com Arkeolog menemukan kerangka pria berusia antara 35 - 40 di wilayah selatan kota Sozopol, Bulgaria, tepatnya di situs Perperikon yang ada di timur Bulgaria. Kerangka ditemukan oleh arkeolog bernama Nikolai Ovcharov. Pada bagian dada kerangka, terdapat batang lanjam.
Kerangka ini merupakan kerangka kedua yang ditemukan dengan kondisi tertancap lanjam.Tahun lalu, Ovcharov menemukan kerangka berusia 700 tahun di sebuah gereja di wilayah Black Sea, Sozopol, Bulgaria.
Ovcharov menyebut dua temuannya sebagai "vampir kembar Sozopol". Namun, benarkah bahwa kerangka yang ditemukannya adalah kerangka vampir yang berhasil dicegah untuk tidak bangkit?
Di masa lalu, manusia memang percaya pada keberadaan vampir. Kepercayaan terhadap vampir terus bertahan bahkan hingga agama Katolik dan Kristen dipeluk oleh masyarakat Eropa. Masyarakat dahulu percaya bahwa vampir menyebabkan wabah dan malapetaka.
Sebagai wujud dari kepercayaan itu, masyarakat di Bulgaria punya tradisi dalam mengubur mayat. Mereka berupaya mencegah agar orang yang baru saja dikuburkan tidak bangkit menjadi vampir, gentayangan memicu malapetaka.
Ada beragam cara pencegahan, salah satunya adalah dengan menancapkan lanjam di bagian dada mayat. Kerangka yang ditemukan bukan merupakan vampir, tetapi bukti kepercayaan pada adanya vampir itu.
Ovcharov menuturkan, ia telah menemukan beberapa kerangka "vampir". Umumnya, masyarakat menancapkan lanjam pada kaki atau tangan mayat. Lanjam yang ditancapkan pada bagian dada, tepat pada jantung, baru ditemukan pada dua penemuan terakhir di Sozopol.
"Lanjam itu punya berat sekitar 2 pound (0,9 kg) dan ditancapkan pada mayat untuk menghancurkan tulang bahu. Anda bisa melihat bahwa tulang selangka kerangka itu benar-benar keluar," kata Ovcharov seperti dikutip Daily Mail, Jumat (6/9/2013).
Kepercayaan pada adanya vampir di Eropa masa lalu dipicu oleh adanya wabah antara tahun 1300 hingga 1700.
Hal yang turut memicu kepercayaan pada adanya vampir adalah adanya mayat-mayat yang ketika kuburnya dibuka diketahui mengeluarkan darah, memiliki rambut yang masih tumbuh, serta kain kafan pembungkusnya tampak habis dimakan. Gigi mayat tampak jelas.
Apakah ada vampir atau tidak? Jika hanya berdasarkan keyakinan masyarakat Eropa masa lalu, jawabannya tentu saja tidak. Fenomena wabah tak berhubungan sama sekali dengan vampir. Demikian juga soal mayat yang mengeluarkan darah. Hal itu hanya ketidaktahuan masyarakat saat itu tentang proses pembusukan mayat.
Penulis: Yunanto Wiji Utomo
Editor: Yunanto Wiji Utomo
0 komentar:
Posting Komentar