Masalahnya bukan apakah mereka memperluas rencana itu tapi bagaimana kami menghentikan program nuklir militer IranJerusalem (ANTARA News) - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Kamis, menolak laporan yang dikeluarkan oleh Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) yang menyatakan Iran secara dramatis telah memperlambat upayanya untuk mencapai kemampuan nuklir.
Ketika berbicara dalam konvensi Pemuda Yahudi Amerika di Jerusalem, Netanya mengatakan ia "tidak terkesan" dengan laporan yang menyatakan angka pengayaan uranium di instalasi nuklir di Natenz telah anjlok tajam dalam tiga bulan belakangan, di bawah Presiden Hassan Rouhani, yang baru dipilih.
Laporan tersebut secara khusus menyatakan simpanan uranium yang diperkaya sampai tingkat tinggi telah bertambah sebanyak lima persen sejak Agustus lalu, yang saat ini berjumlah 196 kilogram, sementara diperlukan 250 kilogram untuk membuat satu bom nuklir.
"Iran tidak memperluas program nuklirnya, sebab Teheran sudah memiliki prasarana untuk membuat senjata nuklir," kata Perdana Menteri Israel tersebut di dalam pernyataan dari kantornya.
"Masalahnya bukan apakah mereka memperluas rencana itu tapi bagaimana kami menghentikan program nuklir militer Iran," ia menambahkan, sebagaimana dikutip Xinhua. Netanyahu kembali menyampaikan pendiriannya bahwa negara besar dunia harus mempertahankan keutuhan sanksi terhadap Iran.
Kata-kata Netanyahu berkaitan dengan pernyataan yang dikeluarkan oleh beberapa pejabat AS, termasuk Menteri Luar Negeri AS John Kerry.
Media AS melaporkan dalam pertemuan Senat sebelumnya, Kerry mendesak para senator agar tidak memberlakukan sanksi baru terhadap Iran, dan menyatakan itu bisa merusak setiap peluang untuk mencapai kesepakatan.
(C003)
View the original article here
0 komentar:
Posting Komentar