Pada pukul 22.00 GMT (Jumat pukul 05.00 WIB) euro berada di 1,3459 dolar, dibandingkan dengan 1,3492 dolar pada Rabu sore.
Dolar naik menjadi 100,00 yen dari 99,14 yen, sementara euro menguat menjadi 134,61 yen dari 133,73 yen.
Yellen menawarkan janji melanjutkan pelonggaran kuantitatif selama pertumbuhan AS tetap lemah dan pengangguran tinggi, berpegang pada garis kebijakan Thed Fed.
Dia tidak memberikan petunjuk tentang waktu pengurangan program pembelian aset 85 miliar dolar AS per bulan, mengatakan -- seperti Bernanke -- bahwa segala sesuatu digerakan data dan data masih memerlukan dukungan Fed bagi perekonomian.
"Saya menganggap itu penting untuk melakukan apa yang kita bisa untuk mendorong pemulihan yang sangat kuat," katanya kepada Komite Perbankan Senat.
Meski ia bersikap "dovish" seperti itu, dolar menguat dan imbal hasil obligasi AS jatuh, karena data pertumbuhan yang buruk dari luar negeri mendorong peralihan ke greenback.
Jepang mengumumkan bahwa pertumbuhannya berkurang separuhnya dalam kuartal Juli-September karena ekspor melemah dan belanja konsumen melambat.
Data resmi menunjukkan ekonomi Jepang tumbuh pada tingkat tahunan 1,9 persen, menandai perlambatan dari kenaikan 3,8 persen dalam tiga bulan sebelumnya.
Sementara itu badan statistik Eurostat mengatakan bahwa pemulihan zona euro yang sudah lemah melambat pada kuartal ketiga, kekuatan utama kawasan itu, Jerman, melemah dan Prancis dilanda kontraksi mengejutkan.
Ekonomi 17 negara zona euro tumbuh hanya 0,1 persen dalam tiga bulan sampai September setelah naik 0,3 persen pada kuartal sebelumnya.
Pound Inggris mencetak keuntungan tipis terhadap dolar pada 1,6065 dolar dari 1,6062 dolar pada Rabu sore. Dolar naik menjadi 0,9160 franc Swiss dari 0,9126 franc, demikian AFP melaporkan.
(SYS/A026)
View the original article here
0 komentar:
Posting Komentar