"Insiden ini merupakan contoh keberhasilan positif masyarakat internasional dalam menangkal perompakan dan sebuah penanda bahwa kita harus tetap waspada," kata Laksamana Henning Amundsen, panglima pasukan Tameng Laut.
Pasukan itu mengatakan, kewarganegaraan tersangka belum dipastikan secara resmi, namun penyelidikan menunjukkan bahwa kapal mereka meninggalkan pantai tenggara Somalia pada akhir Oktober.
Kapal TORM KANSAS, milik perusahaan perkapalan Denmark Torm A/S, sedang dalam perjalanan dari Sikka di India menuju Teluk Mossel di Afrika Selatan ketika perompak melepaskan tembakan saat melintas di sebelah timur Tanzania. Satu tim keamanan bersenjata memukul mundur penyerang sebelum kapal Esbern Snare NATO bergerak ke lokasi serangan.
NATO juga mengatakan, satu kapal lain yang tidak disebutkan namanya diserang tiga hari sebelumnya oleh kapal perompak dalam posisi serupa, namun dipukul balik oleh pasukan pengawal bersenjata kapal itu.
Para tersangka yang ditangkap dalam kasus serupa telah diserahkan untuk diadili di Kenya, Seychelles atau Mauritius, namun persidangan kasus semacam itu sulit dan memakan waktu lama.
Perompak yang beroperasi di lepas pantai Somalia meningkatkan serangan pembajakan terhadap kapal-kapal di Lautan India dan Teluk Aden meski angkatan laut asing digelar di lepas pantai negara Tanduk Afrika itu sejak 2008.
Kapal-kapal perang asing berhasil menggagalkan sejumlah pembajakan dan menangkap puluhan perompak, namun serangan masih terus berlangsung.
Perairan di lepas pantai Somalia merupakan tempat paling rawan pembajakan di dunia, dan Biro Maritim Internasional melaporkan 24 serangan di kawasan itu antara April dan Juni tahun 2008 saja.
Angka tidak resmi menunjukkan 2009 sebagai tahun paling banyak perompakan di Somalia, dengan lebih dari 200 serangan -- termasuk 68 pembajakan yang berhasil -- dan uang tebusan diyakini melampaui 50 juta dolar.
Kelompok-kelompok bajak laut Somalia, yang beroperasi di jalur pelayaran strategis yang menghubungkan Asia dan Eropa, memperoleh uang tebusan jutaan dolar dari pembajakan kapal-kapal di Lautan India dan Teluk Aden.
Patroli angkatan laut multinasional di jalur pelayaran strategis yang menghubungkan Eropa dengan Asia melalui Teluk Aden yang ramai tampaknya hanya membuat geng-geng perompak memperluas operasi serangan mereka semakin jauh ke Lautan India.
Dewan Keamanan PBB telah menyetujui operasi penyerbuan di wilayah perairan Somalia untuk memerangi perompakan, namun kapal-kapal perang yang berpatroli di daerah itu tidak berbuat banyak, menurut seorang menteri Puntland.
Pemerintah transisi lemah Somalia, yang saat ini menghadapi pemberontakan berdarah, tidak mampu menghentikan aksi perompak yang membajak kapal-kapal dan menuntut uang tebusan bagi pembebasan kapal-kapal itu dan awak mereka.
Perompak, yang bersenjatakan granat roket dan senapan otomatis, menggunakan kapal-kapal cepat untuk memburu sasaran mereka.
Somalia dilanda pergolakan kekuasaan dan anarkisme sejak panglima-panglima perang menggulingkan diktator militer Mohamed Siad Barre pada 1991. Selain perompakan, penculikan dan kekerasan mematikan juga melanda negara tersebut, demikian Reuters,
(M014)
View the original article here
0 komentar:
Posting Komentar